Sahabat
Pena? Mungkin diantara kita sudah banyak yang tahu dan familiar tentang hal
tersebut. Namun bagaimana dengan sahabat telephone? Mungkin hanya saya yang
tahu.
Memang
aneh rasanya ketika kita mengenal seseorang tanpa kita tahu kapan dan dimana
mengenalnya. Saya yakin banyak diantara kita yang pernah mengenal seseorang
tanpa kita sadari proses kita mengenalnya dan bagaimana caranya hingga rasa
akrab dan percaya itu muncul. Itulah yang telah saya alami.
Internet,
itu adalah dunia yang sangat nikmat dan mengasyikkan karena disana kita bisa
menemukan kejujuran manusia, bisa mengekspresikan hal tak bisa kita lakukan di
dunia nyata dan disana pula kita bisa mengenal banyak pribadi.
Berawal
dari sebuah jejaring sosial, aku mengenalnnya. Sosok yang tak pernah aku
mengenalnya wajahnya. Hanya dari telephone saja kami berbagi, dan entah mengapa
kami begitu percaya satu sama lain tanpa ada rasa khawatir untuk satu sama lain
membocorkan cerita kami. Begitu dekat terasa hingga tak terasa kurang lebih
hampir 2 tahun kami berbicara dan berbagi tentang kehidupan. Dia yang bercerita
tentang pacarnya, keluarganya dan pekerjaannya serta hal lainnya. Semua
mengalir saja sepertinya kami adalah sahabat yang telah mengenal pribadi dan
sangat dekat.
Tidak
pernah ada cinta, tidak pernah berusaha saling cari tahu, tidak akan pernah
melakukan pertemuan, dan melakukan hal ini semua hanya demi sebuah kebutuhan
yang kami rasakan. Kebutuhan saling berbagi dan bercerita tentang kehidupan.
Aneh? Memang sangat aneh tapi aturan itulah yang kami yakini sejak awal
perkenalan kami.
WhatsApp
adalah sebuah aplikasi yang mungkin bisa melanggar hal tersebut. Setidaknya
sedikit dari janji tersebut kami langgar. Tapi apalah artinya toh pada awalnya
ini pun adalah hubungan yang terlalu serius “bagiku”. Berjalan beriringan
dengan waktu hingga ini semua terasa begitu serius bagiku. Dan membuat ini
seperti nyata.
Awal dan proses yang baik akan menghasilkan
sesuatu yang baik pula. Dan awal atau proses yang kurang baik akan menghasilkan
sesuatu yang kurang baik nantinya. Dan itulah yang aku percaya. Ini semua
adalah sesuatu yang salah, dan aku yakin hal tersebut. Dan diapun menyadarinya,
namun bukan lah hal yang mudah untuk meninggalkan kesalahan tersebut.
Setiap
manusia haruslah berubah menjadi lebih baik, dan aku mau menjalankan hal
tersebut. Entah apa itu hanya alasan ataukah bagaimana tapi yang jelas aku
yakin bahwa aku harus berubah dan salah satu caranya adalah menghentikan
hubungan kami. Aneh rasanya, kami tak saling kenal, tahu dan cinta namun ketika
aku memutuskan hubungan itu, rasanya seperti sepasang insan yang harus berpisah
jauh dan terasa berat terasa.
Malam
itu sangatlah berat, sebuah pembicaraan terakhir yang mungkin akan menjadi
pemisah kami selamanya. Sebuah kejujuran yang membuat perpisahan itu menguatkan
tanya mengapa Tuhan mempertemukan aku dengan dia. Nama kakak yang sama dengan
namaku, tau banyak tentang German dan perasaan yang tak terungkap bahwa
sepertinya kami telah melanggar janji. Tapi itulah kejujuran, Indah namun
sayang tekadku telah bulat.
Aku
tak tahu mengapa ini harus kulakukan namun aku terus saja mengikuti hati ini.
Aku yakin ketika aku menjalankan apa yang diniatkan dengan sebuah kebaikan dan
itu adalah hal benar menurut Tuhanku maka pasti Ia akan menunjukkan sesuatu
yang baik pula. Jika memang pertemuan kami adalah takdir yang Ia tuliskan
untukku maka itulah telah aku jalani, namun jika perpisahan ini hanya sebuah
egoku maka pasti akan kembali jika memang Ia tak merestui egoku.
Aku
terus saja ingin mengucapkan ini dan terus saja tanpa henti, Terimakasih
“sahabat telephone” ku. Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku,
terimakasih telah mengajarkan aku hidup dan kehidupan dan maaf karena
kesalahanku telah membuatmu terus saja dalam posisi yang salah. Dari awal
pertemuan, membuatmu terjatuh lalu pada akhir pertemuan membuatmu sakit.
One
daya we will meet again, jika memang kita ditakdirkan untuk terus berbagi.
Entah diluar negeri yang seperti kita cita-citakan, atau di dalam negeri tapi
yang jelas semoga ketika pertemuan itu terjadi kita bertemu dengan niat baik,
cara baik dan tujuan baik serta ada Tuhan ditengah kita sebagai saksi itu
suratan nyatanya.