mentari pagi mengintip dari peraduannya
burung-burung
mulai menari dan bernyanyi
indahnya
hari hiasi bumi
langkah kaki mulai menapaki bumi
setiap langkah setiap nafas
sealun dengan irama musik
musik yang mengalun dijiwa
seketika
semua terhenti
saat
sebuah senyum memancar
sebuah
cahaya mentari kedua
begitu
indah...
mata
tak kunjung lepas pandang
jantung
tak hentinya berlari
adrenalin
tak kunjung turun
sekujur
tubuh seakan menjadi kaku
matanya indah pelangi
senyum mengembang bak bidadari
wajah bersinar seperti
bintang
keindahan cipataan Sang
Sempurna..
bibir
tak bisa hentikan ucapan
tanya
nama pun terlontar
permintaan
kontak terlaksana
seakan
tubuh mempunyai kendali sendiri
kepercayaan akan cinta datang
kembali
entah mengapa,,
entah karena dia
entah karena suasana
hhhmmmmm......
seperti itulah mungkin
hati
setiap detiknya misteri
setiap menitnya rahasia
setiap jam nya keajaiban
bintangku menjadi
bersinar siang dan malam
pijaran sinar yang
sekejap, menjadi pancaran sinar yang utuh
jiwa nan gugur pun
bersemi kembali
musim
telah berganti
sinar
kian benderang
hati
kian hangat dan sejuk
keindahan
dunia seakan terkurung dalam hati
jika semua percaya peri
maka kau adalah peri yang diutus
Tuhan untuk ku
jika semua percaya cinta
maka kau adalah cinta yang
ditakdirkan Tuhan untuk ku
ribuan kata yang
teruntai dari bait syairku tak bisa melukismu
keindahan sejati yang
kutemui
kesempurnaan hakiki yang
kudapati
kedamaian suci yang ada
dihati
panas
siang itu menjadi teduh
kala
tanganmu genggam tangan ini begitu erat
dan
kau katakan,aku adalah tempat dimana rusukmu dulu terlepas
tempat
dimana kau teduhkan masalah dalam bahuku...
segelas escream pun mencari
jadi saksi atas bunga mawar putih
untukmu
satu kalimat terselip dalamnya
“kau mebuatku lengkap,I Love You”..
gelap mulai menyergapi
bumi
purnama terangi bangku
ditepian pantai itu
seakan-akan menyudahi
cerita cinta ini
dalam gelap itu tubuh ini kian
berdekap
hati ini kian mencinta
hingga mulut ini hampir menjadi satu
dan ketika itu pula sepenggal
kalimat itu terucap
“biarkan halal menjadi saat yang
kita tunggu”
seketika otak ini
menjadi berlari kembali
mata sekan terkena sinar
nan terang hingga berair
dan detak jantung
sekitak menciut
tubuh terasa lemas...
dan bibir ini tak dapat menahan
kata-kata..
“kaulah makmum yang
pantas menjadi penuntun imam”
pancaran
bulan tertutup awan
hanya
wamar putih yang tertinggal dibangku
dengan
api yang bertabur diangkasa
hiasi
hari yang menggores ukiran indah
satu semi dan gugur
telah terukir diatas kenangan
bonsai telah tumbuh
menjadi besar
kura-kura telah saatnya
terlepas
janji suci tetaplah
terikat
aurora jingga hari itu mengantar
tubuh ini pada peraduanmu
saat dimana sesosok wajah cantik
berdiri
menanti seseorang yang kaguminya
resotarn tepi sungai itu
telah menanti
sebuah lilin telah hidup
diatas meja
sekuntum edelwais
tertidur tenang temani lilin
pertanda cinta suci
untuk keinginan tulus
semua terasa
lama
semua terasa
seakan dunia terhenti
semua terasa
seakan berubah menjadi surga
hanya ada
aku dan dia
malam begitu sunyi
terang dengan sabitnya bulan
indah dengan bintang yang terdiam
dan semakin beku dengan angin yang
berhembus
cerita
mungkin tak akan abadi
hingga cinta dihati jadi
gugur kembali
tubuh menjadi beku tanpa
kehangatan
edelwais
putih menjadi merah
terkapar dan
menjadi layu dijalan itu
hujan hapus
sisa jejak
namun tak
hapus kenangan
biarlah malam semakin
larut
bulan tertutup awan
hujan menjadi badai
dalam tidur panjangmu kau tampak
cantik sayang
tampak raut damai dalam senyum mu
air mata ini telah habis
hantarkan kau dalam rumah mu yang
terkhir
tempat dimana bahuku telah diganti
menjadi pangkuan Tuhan
tempat dimana tak ada lagi kesedihan
dan air mata
tempat peri sepertimu berasal
sayang....
semusim gugur itu
menjadi kenangan berarti
dalam damai mu aku ada
dalam sisa senyumku kau
hadir
hingga waktu tak akan
pisahkan kita lagi
selamanya...