Rabu, 14 Agustus 2013

Cinta, Sahabat dan Janji

   Ini adalah sebuah cerita dimana sebuah persahabatan menjadi cinta. Ketika sayang tak bisa dipisahkan, ketika rasa tak ingin kehilangan tak dapat dihindarkan. Ketika persahabatan dipertaruhkan.
   "Tidak ada Cinta di persahabatan Kita!" kalimat itu terucap dari "biak halus wahe" .. Kalimat itu seolah-olah mengusik dan membuat sedikit risih. Perjanjian seperti apa itu? Tapi memang benar yang dikatakannya bahwa timbulnya cinta diantara kami hanya akan membuat persahabatan ini hancur. Siapa yang ingin persahabatan yang dibangun ini hancur hanya karena cinta?
   Cinta dalam persahabatan tak hanya membutuhkan rasa sayang namun kedewasaan yang lebih dan sadar diri bahwa persahabatan diatas segalanya. Tak banyak yang bisa menjalani cinta dalam persahabatan, apalagi ketika cinta itu mulai memudar.
   Tapi bukan berarti perjanjian seperti itu bisa diterima. Bukan hanya karena Aku mencintai satu diantara kami, namun siapa yang tau kedepannya?
    Siapa yang pernah berharap ada cinta diantara persahabatan? TIDAK!!! bahkan jika harus memilih lebih baik patah hati atau jatuh hati pada seorang sahabat tentu aku lebih memilih patah hati. Namun apa daya hati, hati telah dipilih dan tak bisa mengelak kembali. Tak bisa dipungkiri rasa yang telah tersemat ini tak mudah untuk diakhiri, bahkan kedewasaan dan kesadaran tak cukup untuk menghentikan perasaan ini. Aku mencintai Sahabat Ku sediri, sesaat sebelum aku benar-benar terlelap dalam mimpi tak berujung aku benar-benar telah berdoa pada Pemilik hati ini. Namun rasa tak kunjung hilang pada doa pertama dan doa ke seratusku. Sekali lagi kukatakan bahwa aku mencintaimu sahabatku. Maaf jika ini membuatmu jauh, seperti pada yang pernah aku tulis aku berjanji aku akan melupakanmu demi persahabatan kita. tapi hingga kutulis pesan ini, rasaku tak pernah berkurang terhadapmu.
   Dengan Perdebatan dan "Musyang" (musyawarang anggota) akhirnya menegaskan bahwa tidak ada larangan cinta diantara kami, namun Persahabatan tetaplah yang utama. Harus sama-sama dewasa, harus sama-sama sadar.
   Aku lega, karena aku masih boleh mencintaimu, namun kuberharap kedewasaa kita agar apa yang pernah kita alami tak membuat persahabatan kita putus. Meski berat bagi kita untuk melupakan itu, tapi dari tatapanmu aku berharap kita bisa menjadikan semua biasa dan bisa menjadi sahabat seperti dulu lagi.

GB & UDW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar