Kamis, 05 April 2012

Cerita Rindu

Kicauan burung kenari beradu dengan indahnya lukisan pelangi. Tercatat sebuah cerita rindu dari sebuah masa yang lalu. Ketika dua insan harus bertemu dalam alunan damai bulan ramadhan. Mengisi setiap malamnya dengan indahnya kasih berbuka bersama.
            Tak ada kata yang dapat terlukis dari semua yang telah terjadi namun satu hal telah terukir, entah sengaja atau suratan Yang Kuasa. Semua mengalir bagaikan derasnya air yang menyirami setiap kalbu yang gersang. Indahnya pelangi merupakan awal dari kata-kata hati yang terlantun setiap bintang terhampar dengan ditemani lembayung sinar rembulan.
            Ketika takdir berkata maka semua yang terjadi bagaikan goresan emas di atas besi yang usang, begitu indah dilihat, begitu mahal di miliki dan terlalu mustahil untuk di buang. Tetesan embun pagi pun selalu dihujani dengan hiasan mutiara kata-kata. Siang menjadi teduh ditutupi perhatian yang mengarbukan kenyataan. Dan senja menjadi penutup setiap kata-kata hari.
            Taburan bintang telah redup dan sayu-sayuan kicau burung kian kabur dan makin sayup-sayup terdengar. Diri kian tak mengerti apa yang terjadi. Namun ketika ku tatap langit baru tersadar akan pelangi tak lagi ada, gerimis kian deras namun jiwa kian melari sejauh-jauhnya.
            Mungkin jalan itu menjadi saksi akhir dari sebuah cerita indah menjadi sebuah cerita rindu. Menghantar kepergian untuk masa depan dan tak kembali walau untuk bercerita yang terjadi di seberang sana. Hanya sebuah surat yang kekal abadi yang dapat diratapi dengan jiwa yang masih terkekang disana.
            Cerita rindu ini akan terus teralun dalam kalbu, entah sampai kapan cerita ini kan terus terulang. Namun kasih ini tetaplah terpaut pada bintang yang kini tak tahu kemana sinarnya berpindar. Surat yang terakhir menjadi saksi selamanya akan cerita ini, dan mungkin akan terus begitu. Walau sesaat surat itu tak lagi terpandang dan berganti menjadi sebuah perhatian sesaat sekejap lalu hilang kembali. Hilang sesampai kuceritakan cerita rindu ini dalam untaian pertanyaan klasik yang kan hilang seketika jawaban telah diberikan.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar